Tuesday, November 8, 2011

Jabal Rahmah, Bukit Cinta Kasih Adam dan Hawa



Nabi Adam dan Siti Hawa diusir dari surga ke dunia ini. Mereka terpisah selama 300 tahun, kemudian Allah mempertemukan keduanya di tempat yang sekarang disebut Jabal Rahmah di tengah Padang Arafah.

Pertemuan Nabi Adam dan Siti Hawa di Padang Arafah ini dapat disebut sebuah kisah cinta abadi, kisah pencarian kasih sayang yang berujung pada kebahagiaan. Padang Arafah menjadi saksi sejarah bagaimana Nabi Adam selama ratusan tahun mencari isterinya setelah diusir dari Surga.

Itulah monumen cinta pertama peradaban kemanusiaan yang disimbolkan sebuah tugu di Padang Arafah. Pertemuan Arafah ini nanti merupakan puncak ibadah haji karena tidak ada haji tanpa berdiam sebentar di Arafah. Arafah adalah simbol suci sebuah ritual perjalanan ruhani kepada Allah yang menggenapkan rukun Islam kita.

Ketika Nabi Adam diusir dari Surga ditempatkan di daerah yang sekarang disebut India sedangkan Siti Hawa di daerah Irak sekarang. Kisah ini tentu belum menjadi sebuah kebenaran namun sudah menjadi bagian dari perjalanan Nabi Adam ketika dipisahkan di dunia dengan Siti Hawa. Demikian juga soal lamanya berapa di dunia dalam masa pencarian belum ditemukan pendapat yang kuat.

Di sisi lain jiarah ke Jabal Rahmah bagi calon jemaah haji mungkin akan menjadi sebuah perenungan untuk melihat kembali bagaimana Nabi Adam bersuka cinta dalam pertemuan dengan kekasih dan isterinya. Inilah sebuah kisah romantisme monumental dalam perjalanan hidup manusia di dunia dimana pasangan pertama Adam dan Hawa hidup di daerah yang sekarang menjadi Padang Arafah.

Jabal Rahmah atau bukit Kasih Sayang juga tempat berjiarah untuk merenungkan betapa kasih sayang Allah kepada kita semua sangat luar biasa, tidak bisa dihitung.

Dan jika kita menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kita tak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (16:18)

Jabal Rahmah kita betapa Kasih Sayang Allah tak terhitung bahkan ketika Nabi Adam melanggar larangan Allah setelah bertaubat diampuni.

Doa Nabi Adam diabadikan dalam Al Quran.

“Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi”. (7:23)

Meskipun Nabi Adam mengaku telah berbuat dzalim dengan melanggar pantangan Allah namun Allah memberikan kasih sayangNya dengan mengampuni dosa Nabi Adam.

Di Padang Arafah inilah nanti dua sampai tiga juta lebih calon haji mengukuhkan dirinya dalam doa sejak siang hari sampai menjelang magrib. Mereka beristighfar, bertasbih, bertakbir dan bertahmid menggagungkan Asma Allah.

Inilah sebuah proses dimana seorang insan yang berpakaian umrah menyambungkan dirinya, berdoa kepada Allah dengan sepenuh hati, memantapkan janjinya untuk hidup semata karena Allah, bukan untuk yang lain.

“Sesungguhnya salat, ibadah, hidup dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam,tiada sekutu bagi-Nya; dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah)”.(6:162-163)

Di Jabal Rahmah banyak jemaah berkumpul menengadahkan tangannya ke langit, memanjatkan doa, menundukkan hati agar Allah membimbingnya.

Di Jabal Ramah pula sebuah pertemuan ribuan atau mungkin lebih Nabi kita Adam dan ibu dari semua ibu, Siti Hawa, dengan mengharukan bertemu dalam satu kasih sayang, satu tekad beribadah kepada Allah Yang Maha Agung.


No comments:

Post a Comment