Friday, November 4, 2011

JANGANKAN LELAKI BIASA, NABI PUN TERASA SUNYI TANPA WANITA



Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh...

Rosulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda, “Kamu tidak dapat memperoleh simpati semua orang dengan hartamu, tetapi dengan wajah yang menarik (simpati) dan akhlak yang baik” (HR Abu Ya’la dan Al-Baihaqi).

Sikap “kasar atau keras” merupakan bagian dari akhlak tercela yang harus dijauhi oleh setiap muslim atau muslimat, karena sangat merugikan dalam pergaulan hidup sesama muslim atau muslimat. Dalam berbagai hal (pergaulan) bila ingin dihormati, dikenang, diacungi jempol atau disenangi oleh para sahabatnya, hendaklah banyaklah diam dan tersenyum, apalagi bila orang melakukan sesuatu kepada kita atas permasalahan, sebab mungkin salah tafsir, salah faham atau belum mengerti, memahami maksud dan tujuan yang hakiki. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, "Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu". (Ali-Imran ayat 159).

Begitu juga, “rasa khawatir tidak dapat membahagiakan orang yang akan menjadi pasangannya”. Rasa khawatir yang mendorong seseorang untuk memperbaiki sikapnya agar dapat membahagiakan pasangan hidupnya, insya Allah merupakan hal yang sangat baik dan mendatangkan kecintaan Allah. Dengan rasa inilah justru akan menjadikan dirinya senantiasa berhati-hati menjaga diri agar tidak menyinggung perasaan atau menyakiti pasangannya, dan dirinya akan selalu berusaha memahami pasangannya agar dapat membahagiakannya. Bila anda termasuk orang yang khawatir tidak dapat membahagiakan pasangan anda kelak, maka janganlah terlalu mengkhawatirkannya. Yang terpenting anda telah berusaha untuk memberikan pelayanan yang terbaik untuk pasangan anda. Dan, anda senantiasa bersikap manis dengan banyak senyuman kepadanya, tidak mencela kekurangannya, menghargai dan menerima dirinya apa adanya serta tidak menuntut sesuatu yang di luar batas kemampuannya. Insya Allah, tindakan tersebut akan mampu membahagiakan pasangan hidup anda dan menutupi kekurangan yang dimilikinya, sehingga anda tidak terlalu khawatir dan risau tidak dapat membahagiakan pasangan hidup anda.

Jangankan lelaki biasa, Nabi pun terasa sunyi tanpa wanita. Tanpa wanita, hati, fikiran, perasaan lelaki akan resah. Masih mencari, walaupun sudah ada segala galanya. Apa lagi yang tidak ada di syurga, namun Nabi Adam tetap merindukan Siti Hawa. Kepada wanitalah lelaki memanggil ibu, isteri atau puteri. Dijadikan mereka dari tulang rusuk yang bengkok untuk diluruskan oleh lelaki, tetapi kalau lelaki sendiri yang tak lurus, tidak mungkin mampu hendak meluruskan mereka. Tak logik kayu yang bengkok menghasilkan bayang-bayang yang lurus.

Luruskanlah wanita dengan cara petunjuk Allah, karena mereka diciptakan begitu rupa. Didiklah mereka dengan panduan dari-Nya. Jangan coba jinakkan mereka dengan harta, nanti mereka semakin liar. Jangan hiburkan mereka dengan kecantikan, nanti mereka semakin menderita. Yang sementara itu tidak akan menyelesaikan masalah. Kenalkan mereka kepada Allah, Dzat yang kekal, disitulah kuncinya. Akal setipis rambutnya, tebalkan dengan ilmu. Hati serapuh kaca, kuatkan dengan iman. Perasaan selembut sutera, hiasilah dengan akhlak.

Suburkanlah karena dari situlah nanti mereka akan nampak penilaian dan keadilan Tuhan. Akan terhibur dan bahagialah hati mereka, walaupun tidak jadi ratu cantik dunia, presiden ataupun perdana menteri negara atau women gladiator. Bisikkan ke telinga mereka bahwa kelembutan bukan suatu kelemahan. Itu bukan diskriminasi Tuhan. Sebaliknya disitulah kasih sayang Tuhan, karena rahim wanita yang lembut itulah yang mengandungkan lelaki-lelaki wajah : negarawan, karyawan, jutawan dan " wan-wan" lain.

Tidak akan lahir superman tanpa superwoman. Wanita yang lupa hakikat kejadiannya, pasti tidak terhibur dan tidak menghiburkan. Tanpa ilmu, iman dan akhlak, mereka bukan saja tidak bisa diluruskan, bahkan mereka pula membengkokkan. Lebih banyak lelaki yang dirusakkan oleh perempuan daripada perempuan yang dirusakkan oleh lelaki. Sebodoh-bodoh perempuan pun bisa menundukkan sepandai-pandai lelaki. Itulah akibatnya apabila wanita tidak kenal Tuhan. Mereka tidak akan kenal diri mereka sendiri, apalagi mengenal lelaki. Kini bukan saja banyak boss telah kehilangan secretary, bahkan anak pun akan kehilangan ibu, suami kehilangan isteri dan bapak akan kehilangan puteri.

Bila wanita durhaka dunia akan huru-hara. Bila tulang rusuk patah, rusaklah jantung, hati dan limpa. Para lelaki pula jangan hanya mengharap ketaatan tetapi binalah kepimpinan. Pastikan sebelum memimpin wanita menuju Allah. Pimpinlah diri sendiri dahulu kepadanya. Jinakkan diri dengan Allah, nescaya akan jinaklah segala-galanya dibawah pimpinan kita. Jangan mengharap isteri seperti Siti Fatimah, kalau pribadi belum lagi seperti Sayidina Ali bin Abi Thalib.

Sholehah dan taat beragama merupakan penilaian utama dari sosok seorang istri menurut Islam, sehingga jika anda berhasil memperolehnya akan mengantar anda memasuki pintu syurga kebahagiaan dan kedamaian baik di dunia maupun akherat. Istri yang sholehah akan membantu anda untuk mengerjakan amalan-amalan duniawi dan ukhrawi, menenangkan batin, menyayangi anak-anak, dan akan menjaga kesucian dirinya serta harta anda jika anda tidak ada di sisinya. Wanita yang sholehah akan membuat anda senang, jika mematuhi perintah dan menjaga kehormatan dirinya bila suami sedang bepergian sehingga diibaratkan sebagai simpanan anda melebihi dari emas dan perak.

Tatkala turunnya ayat 34 dari Surat At-Taubah, “Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak, dan tidak menafkahkannya di jalan Allah, maka beritahukanlah kepada mereka, (bahwa mereka akan mendapatkan) siksa yang pedih”, Rosulullah pun bersabda, “Kebinasaan bagi emas dan perak”. Para sahabat bertanya, “Wahai Rosulullah,harta apa yang akan kami simpan?”. Rosulullah menjawab, “Hati yang pandai bersyukur, lisan yang gemar berdzikir, dan istri yang sholehah” (HR Tirmidzi).

Ayat dan hadits ini mengungkapkan bahwa Islam tidak memandang atau menilai seorang istri itu hanya dari satu aspek saja, seperti kecantikannya, moralitasnya, keturunannya atau intelektualitasnya. Islam memandang hal tersebut dengan pandangan utuh dan aspek penilaian yang komprehensif mulai dari aspek beagamaannya, kecantikannya, intektualitasnya, moralitasnya, sampai pada aspek kekayaan dan status sosialnya.

Apa ciri wanita atau istri yang sholehah? Bila mendasarkan pada ayat dan hadits di atas, maka ciri-ciri istri atau wanita yang sholehah menurut Muhammad Utsman al-Kasyt dalam bukunya “Al-Mar’ah al-Mitsaliyah fi A’yun ar-Rijal” adalah :

• Menyenangkan, jika dipandang. Hal ini merupakan kiasan dari kecantikan dan penampilannya yang menarik. Cantik dan berpenampilan menarik merupakan sesuatu yang sangat disukai, karena fitnah manusia menyukai dan mencintai hal ini. Jika sifat ini terdapat pada pasangan anda (sang istri), maka akan membuat sang suami menjaga kesucian dirinya.

• Patuh, jika disuruh. Hal ini adalah kiasan dari kecocokan dan keserasian pasangan suami istri. Sifat wanita seperti ini akan berdampak besar dalam usaha mewujudkan kebahagiaan rumah tangga.

• Menjaga kehormatan dirinya, jika sang suami bepergian dan tidak berada di sisinya. Hal ini adalah kiasan dari taatnya beragama seorang istri dan keistiqamahannya dalam berakhlak.

Jika seorang istri mempunyai ketiga ciri tersebut berarti anda telah memiliki simpanan yang lebih baik daripada emas dan perak sebagaimana Rosulullah menyarankan kepada setiap laki-laki muslim yang hendak mencari jodoh agar menjadikan faktor agama sebagai motivasi dan pertimbangan yang utama. Alasannya, karena pertimbangan ini yang akan membuat langgeng dan beruntung serta bahagia di dalam mengarungi rumah tangganya.

Sedangkan faktor lain seperti kecantikan, kekayaan dan kedudukan dapat saja pudar, lenyap dan hilang seketika pada saat tertentu. Rosulullah pernah bersabda, “Wanita itu dinikahi karena empat hal, yaitu karena hartanya, keturunannya, kecantikannya dan agamanya. Pilihlah wanita yang taat agamanya, kalian akan bahagia” (HR Bukhari dan Muslim). Dalam hal ini Buya Hamka mengumpamakan kekayaan, keturunan dan kecantikan masing-masing dengan angka nol, sedangkan agama dengan angka satu. Angka nol berapapun banyaknya tidak akan bernilai tanpa ada angka satu. Sebaliknya, sekalipun tidak ada angka nol, angka satu telah memberikan nilai, misalnya mendapat calon istri yang sholehah dan kaya, itu nilainya 10 (sepuluh). Sedangkan mendapat istri yang sholehah, kaya dan berasal dari keturunan baik-baik, maka nilainya adalah 100 (seratus). Bila mendapat istri yang sholehah, kaya, keturunan baik-baik dan cantik, maka nilainya 1000 (seribu). Dengan demikian, jika ada angka satu, maka angka-angka nol di belakangnya menjadi berharga. Namun tanpa angka satu, semua angka nol (berapapun banyaknya nol) tidak ada nilainya. Inilah yang dinamakan dengan teori “seribu” oleh Buya Hamka.

Bagaimana cara mengetahui tingkat kesholehan seorang wanita? Caranya dengan melihat komitmen keagamaannya atau kesungguhannya dalam menjalankan ajaran Islam. Karena wanita yang taat beragama adalah wanita yang mempunyai ruh dan komitmen agamanya atau yang memiliki kesungguhan dalam menjalankan ajaran Islam. Wanita yang sholehah dan taat beragama di jaman sekarang dan juga di setiap jaman akan tetap menjadi mutiara dan simpanan yang paling berharga.

Di sisi lain, kebanyakan seorang istri beranggapan bahwa mereka berhak atas cinta suaminya. Anggapan ini tidak sepenuhnya salah, karena memang salah satu pilar tegaknya sebuah rumah tangga bahagia adalah adanya mawaddah (cinta) antara suami istri. Tetapi patut direnungkan, bahwa cinta tidak datang dengan sendirinya, dan ketika ia hadir, tidak ada yang dapat menjamin ia akan menetap selamanya. Apa artinya? Artinya adalah bahwa cinta memerlukan usaha, jika ingin suami selalu cinta dan tidaklah hanya diam dan berkata, "lho, dia kan suami saya, otomatis dia mencintai saya dong! Kalau tidak, ngapain dia memilih saya untuk jadi istrinya?" Bahwa suami mencintai istrinya memang betul, tetapi apakah yakin cintanya selalu ada dan terus ada selamanya? Banyak perempuan yang tidak merasa yakin, setelah menjalani kehidupan rumah tangganya sekian tahun, apakah suami saya masih mencintai saya seperti dulu? Karena itu, berhentilah bersikap pragmatis, berusahalah membuat suami Anda selalu cinta, bahkan dari hari ke hari semakin bertambah cinta?

Cara membuat suami selalu cinta, ada satu hal yang menjadi inti persoalan dan tidak boleh dilupakan, yaitu bahwa cinta adalah anugerah yang diberikan Allah kepada hamba-hamba-Nya, dan inilah yang disebut cinta yang hakiki atau cinta sejati. Allah-lah pemilik cinta, Allah-lah yang menjadikan cinta antara suami-istri. "Dan diantara ayat-ayat-Nya adalah diciptakan-Nya untukmu istri-istri dari jenismu sendiri agar kamu merasa tenteram kepadanya, dan dijadikanNya diantaramu rasa cinta dan kasih sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir." (Ar-Ruum ayat 21). Karena itu, di atas segala-galanya, seorang istri yang ingin selalu dicintai suaminya hendaknya menyadari bahwa jurus yang paling penting dan efektif untuk meraih itu adalah dengan mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Bagaimana caranya? Dengan berusaha sekuat tenaga untuk mentaati dan menjalankan perintah-Nya serta menjauhi larangan-Nya. Dengan kata lain, berusaha menjadi seorang muslimah shalehah. Harm bin Hayyan (seorang ulama di masa Khalifah Umar bin Khattab) berkata, "Tiada seorang hamba yang mendekatkan dirinya kepada Allah Azza Wa Jalla, melainkan Allah akan mendekatkan hati orang-orang mukmin kepadanya, dan istri yang senantiasa mendekatkan dirinya kepada Allah, maka Allah akan mendekatkan hati suaminya kepadanya sampai ia mendapatkan cintanya."

Ada enam saran agar suami selalu cinta, yaitu :

• Berusaha dengan tulus dan ikhlas. ' Menyerahkan hidupnya' untuk berbakti kepada suami sambil berharap pahala Allah. Potensi yang dimilikinya, kedudukannya di masyarakat dan kesibukannya beraktivitas di luar rumah tidak membuat dirinya terlena dan lupa bahwa ia memiliki peluang meraih syurga Allah dengan berbakti kepada suaminya. "Apabila seorang perempuan menunaikan shalat, puasa, memelihara kemaluannya dan berbakti, mentaati suaminya, dia akan masuk syurga." (HR al-Bazzar). Istri seperti ini memiliki nilai yang tinggi di mata suaminya dan akan selalu dicintai suaminya.

• Berusaha untuk menjadi perempuan yang bersahaja dalam nafkah. Tidak banyak menuntut, menerima dengan rasa syukur betapapun sedikitnya pemberian suami, dan tidak berlebihan dalam membelanjakan nafkah yang diberikan suami. Bila Anda sanggup selalu bersikap seperti ini, cinta suami akan selalu tercurah untuk Anda.

• Sederhana dalam penampilan. Sebuah penelitian menyebutkan bahwa umumnya laki-laki tidak menyukai perempuan yang berpenampilan seronok dengan wajah penuh riasan tebal, sebaliknya kesederhanaan lebih menarik bagi mereka karena menurut mereka lebih memancarkan kecantikan perempuan. Tetapi ini tentu saja relatif, karena itu, kenali kecenderungan suami Anda, apakah ia menyukai penampilan yang wah atau yang sederhana? Kemudian setiap bersamanya, sesuaikan penampilan Anda dengan kecenderungannya itu. "Sebaik-baik perempuan adalah yang menyenangkanmu bila engkau memandangnya, mentaatimu bila engkau perintahkan dan menjaga dirinya dan hartamu bila engkau tidak di rumah" (HR Thabrani).

• Berusaha untuk selalu sabar. Adanya perselisihan atau perbedaan pendapat diantara suami istri terkadang dapat memicu terjadinya pertengkaran kecil atau besar. Bila Anda menghadapi keadaan ini, ingatlah, Anda sedang berhadapan dengan seseorang yang Allah berikan kepadanya hak yang sangat besar atas diri Anda. "Seorang perempuan belum dianggap menunaikan hak Tuhannya sehingga ia menunaikan hak suaminya." (HR Ibnu Majah).Karena itu apapun yang bergejolak dihati Anda,

• Berusahalah menahan diri untuk tidak menyakiti hati suami Anda. Tidaklah seorang perempuan menyakiti hati suaminya di dunia, melainkan bidadari calon istrinya (di akhirat) berkata, "Janganlah engkau sakiti dia, Allah membencimu. Sesungguhnya dia disisimu hanya sementara waktu, dan akan berpisah darimu untuk berkumpul dengan kami." (HR Ahmad). Percayalah, istri yang mampu bersikap seperti ini akan selalu dicintai suaminya.

• Dapat mendampingi suami dalam suka dan duka. Roda kehidupan selalu berputar, kadang manusia mengalami saat-saat yang menggembirakan dimana kehidupan berjalan sesuai dengan harapan. Adakalanya manusia mengalami hal yang sebaliknya. Nah, apapun keadaan yang dialami suami Anda, berusahalah menjadi pendampingnya yang setia. Disaat suka menjadi pengingat agar suami tidak terlena, disaat duka menjadi pelipur lara.

Semoga bermanfaat

No comments:

Post a Comment