Friday, December 16, 2011

Mutiah… Wanita Pertama Penghuni Surga







Suatu hari putri Nabi SAW. Fatimah Az Zahra ra bertanya kepada Rasulullah SAW. Siapakah wanita pertama yang memasuki syurga setelah para ” ummahatul mukminin ” setelah para istri – istri Nabi SAW…. Rasulullah bersabda : Dialah MUTIAH….Berhari – hari Fatimah Az Zahra berkeliling kota Madinah untuk mencari tahu keberadaan siapa Mutiah itu dan dimana wanita yang dikatakan oleh Nabi SAW itu tinggal, Alhamdulillah dari informasi yang didapatkannya Fatimah mengetahui keberadaan tempat tinggal Mutiah di pinggiran kota Madinah.


Atas ijin suaminya Ali bin Abi Thalib maka Fatimah Az Zahra dengan mengajak Hasan putranya untuk bersilaturahmi ke rumah Mutiah pada pagi hari…. Sesampainya di rumah Mutiah maka Fatimah yang sudah tidak sabar segera mengetuk pintu rumah Mutiah…. dengan mengucapkan salam…


Assalaamu’alaikum ya ahlil bait…..

Dari dalam rumah terdengar jawaban seorang wanita…. Wa ‘alaikassalaam War. Wab….. Man anti …. Siapakah diluar ?… lanjutnya bertanya..

Fatimah menjawab… Saya Fatimah putri Muhammad SAW…..

Alhamdulillah…. hari ini rumahku dikunjungi putri Nabi junjungan alam semesta…


Segera Mutiah membuka sedikit pintu rumahnya….. dan ketika Mutiah melihat Fatimah membawa putra laki – lakinya yang masih kecil ( dalam riwayat masih berumur 5 tahun )… maka Mutiah kembali menutup pintu rumahnya kembali…. maka terkagetlah Fatimah dan bertanyalah putri Nabi SAW kepada Mutiah dari balik pintu….


Ada apa gerangan wahai Mutiah….kenapa engkau menutup kembali pintu rumahmu…. apakah engkau tidak mengijinkan aku untuk mengunjungi dan bersilaturahmi kepadamu ?…….

Mutiah dari balik pintu dalam rumahnya menjawab….. Wahai putri Nabi… bukannya aku tidak mau menerimamu di rumahku…. akan tetapi keberadaanmu bersama dengan anak laki – lakimu Hasan yang menurut ajaran Rasulullah tidak membolehkan seorang istri untuk memasukkan lak – laki kerumahnya ketika suaminya tidak ada dirumah dan tanpa ijin suaminya..

Walaupun Hasan anakmu masih kecil tetapi aku belum meminta ijin kepada suamiku dan suamiku saat ini tidak berada dirumah…. kembalilah besok biar aku nanti meminta ijin terlebih dahulu kepada suamiku….


Tersentaklah Fatimah Az Zahra mendengarkan kata – kata wanita mulia ini bahwa argumentasi Mutiah memang benar seperti yang diajarkan ayahnya Rasulullah SAW….akhirnya Fatimah pulang dengan hati yang bergejolak…dan merencanakan akan kembali besok hari….


Pada hari berikutnya ketika Fatimah akan berangkat ke rumah Mutiah Husein adik Hasan rewel tidak mau ditinggal dan merengek minta ikut ibunya…yang akhirnya Fatimah mengajak kedua putranya Hasan dan Husein… dengan berpikir bahwa Mutiah sudah meminta ijin kepada suaminya atas keberadaannya dengan membawa Hasan sehingga kalau dia membawa Husein sekaligus maka hal itu sudah termasuk ijin yang diberikan kepada Hasan karena Hesein berusia lebih kecil dan adik dari Hasan….


Namun ketika berada didepan rumah Mutiah maka kejadian pada hari pertama terulang kembali…. Mutiah mengatakan bahwa ijin yang diberikan oleh suaminya hanya untuk Hasan akan tetapi untuk Husein Mutiah belum meminta ijin suaminya…..


Semakin galau hati Fatimah memikirkan begitu mulianya wanita ini menjunjung tinggi ajaran Rasulullah dan begitu tunduk dan tawaddu’ kepada suaminya…


Pada hari yang ketiga kembali Fatimah bersama kedua anaknya datang kerumah Mutiah pada sore hari… namun kembali Fatimah mendapati kejadian yang mencengangakan dia karena kagum…. Mutiah didapati sedang berdandan sangat rapi dan menggunakan pakaian terbaik tang dipunyai dengan bau yang harum sehingga Mutiah terlihat sangat mempesona….

Dalam kondisi seperti itu Mutiah mengatakan kepada Fatimah bahwa suaminya sebentar lagi akan pulang kerja dan dia sedang bersiap – siap menyambutnya…. Subhanallah… kita merindukan istri yang demikian yaitu ketika suami pulang kerja dia berusaha menyambutnya dengan kondisi sudah mandi… sudah berdandan…sudah memakai pakaian yang bagus…. dan siap menyambut kedatangan suami di halaman rumah dengan senyuman terindah penuh kasih dan sayang….. Ya Allah… jadikanlah istri – istri kami seperti Mutiah….


Akhirnya Fatimah pulang kembali dengan kekaguman yang tak terperi kepada Mutiah…. dan pada hari yang ke empat…. Fatimah Az Zahra datang kembali kerumah Mutiah lebih sore dan berharap bahwa suaminya sudah berada dirumah atau sudah pulang dari kerja….dan Alhamdulillah memang pada saat Fatimah datang suami Mutiah baru saja sampai dirumah pulang dari kerja…


Fatimah dan kedua anaknya Hasan dan Husein dipersilahkan masuk oleh Mutiah dan suaminya kerumahnya….. Fatimah melihat sebuah pemandangan yang jauh lebih mengesankan dibandingan dengan yang didapinya sejak hari pertama….. Mutiah sudah menyiapkan baju ganti yang bersih untuk suaminya…. sambil menuntun suaminya ke kamar mandi…. Mutiah terlihat mulai melepaskan baju suaminya dan mereka berdua hilang masuk ke bilik kamar mandi dan yang dilakukan oleh Mutiah adalah memandikan suaminya…. Subhanallah….stumma Subhanallah…..


Selesai memandikan saminya…. Fatimah menyaksikan Mutiah menuntun suaminya menuju ke tempat makan….. dan suaminya sudah disiapkan makanan dan minuman yang dimasaknya seharian…. Sebelum memakan makanan yang sudah disiapkan Mutiah masuk kedalam rumah dan keluar dengan membawa cambuk sepanjang 2 meter dan diberikan kepada suaminya dengan mengatakan….


Wahai suamiku…. seharian aku telah membuat makanan dan minuman yang ada didepanmu…. sekiranya engkau tidak menyukai… dan tidak berkenan atas masakan yang aku buat…. maka cambuklah diriku….. MasyaAllah…


Tanpa bertanya apa – apa Fatimah sudah memahami apa yang dikatakan oleh ayahnya Rasulullah SAW ketika bertanya siapa wanita yang pertama masuk syurga setalah para istri Nabi…. Mutiah….


Fatimah pulang menangis haru dan bahagia karena sudah mendapatkan jawaban bagaimana istri yang SHOLIHAH…. seperti yang ada pada diri MUTIAH….. yang mendapatkan kehormatan sebagai wanita yang paling dahulu memasuki syurga Allah SWT.

JANGAN MENGELUH !



Hari ini sebelum kamu mengatakan kata-kata yang tidak baik,
Pikirkanlah tentang seseorang yang tidak dapat berbicara sama sekali.

Sebelum kamu mengeluh tentang rasa dari makananmu,
Pikirkanlah tentang seseorang yang tidak punya apapun untuk dimakan.

Sebelum kamu mengeluh tidak punya apa-apa,
Pikirkanlah tentang seseorang yang meminta-minta dijalanan.


Sebelum kamu mengeluh bahwa nasib kamu buruk,
Pikirkanlah tentang seseorang yang berada pada tingkat yang terburuk didalam hidupnya.

Sebelum kamu mengeluh tentang suami atau istrimu,
Pikirkanlah tentang seseorang yang terus memohon kepada Allah SWT untuk diberikan pendamping hidup.


Hari ini sebelum kamu mengeluh tentang hidupmu,
Pikirkanlah tentang seseorang yang meninggal terlalu cepat



Sebelum kamu mengeluh tentang anak-anakmu,
Pikirkanlah tentang seseorang yang sangat ingin mempunyai anak tetapi dirinya mandul

Sebelum kamu mengeluh tentang rumahmu yang kotor karena pembantumu tidak mengerjakan tugasnya,
Pikirkanlah tentang orang-orang yang tinggal dijalanan.

Sebelum kamu mengeluh tentang jauhnya kamu telah menyetir,
Pikirkanlah tentang seseorang yang menempuh jarak yang sama dengan berjalan


Dan disaat kamu lelah dan mengeluh tentang pekerjaanmu,
Pikirkanlah tentang pengangguran, orang-orang cacat yang berharap mereka mempunyai pekerjaan seperti kamu.


Sebelum kamu menunjukkan jari dan menyalahkan orang lain,
Ingatlah bahwa tidak ada seorangpun yang tidak berdosa.


Dan ketika kamu sedang bersedih dan hidupmu dalam kesusahan,
Tersenyum dan bersyukurlah kepada Allah SWT bahwa kamu masih hidup.

... DOA YANG MENGGETARKAN ...



Bismillahir-Rahmanir-Rahim ... Mulanya sang Ibu tidak begitu terkejut melihat putranya pergi ke masjid menunaikan shalat jamaah lima kali dalam sehari semalam. Bahkan, tampak seakan ia tidak rela bila buah hatinya yang masih kanak-kanak melaksanakah semua shalat lima waktu. Baginya, sang anak masih terlalu hijau untuk melaksanakan shalat. Seolah shalat telah merampas buah hatinya, dan tidak memberinya manfaat. Shalat telah membuat anaknya penat, dan sungguh tidak menyenangkan. Shalat hanya menyia-nyiakan waktunya dan tidak membuatnya disiplin.


Namun sungguh menakjubkan, di usianya yang tidak lebih dari sepuluh tahun, si anak dengan polos menjawab kegalauan ibunya. Ia menolak dengan halus keinginan ibunya –agar ia tidak perlu bersusah payah untuk shalat-, “Ibu, dengan shalat aku merasa bahagia sekali. Dengan shalat, aku merasa lebih giat; waktuku teratur dengan baik, PR sekolah mampu aku kerjakan semuanya, pelajaran sekolah dapat aku ulangi, dan aku masih punya waktu untuk bermain.”

Saat sang ibu merasa tidak mampu lagi untuk membujuk buah hatinya –untuk meninggalkan ketekunannya melaksanakan shalat berjamaah yang dianggapnya semua itu terlalu dini bagi anaknya- ia pun mengadukan persoalan buah hatinya itu kepada sang suami. Sang ibu benar-benar merasa bahwa shalat telah menguasai pikiran anaknya.

Sang suami berusaha menghibur istrinya yang cemas dengan mengatakan, “Biarkan saja, itu kan hanya perilaku kanak-kanak. Kalau ia sudah bosan dan putus asa, ia akan kembali pada perilakunya semula.”

Hati pun terus bergulir, ucapan sang suami yang menjadi harap sang ibu belum juga muncul tanda-tanda akan terwujud, sementara sang buah hati, bertambah cintanya pada shalat. Semakin kuat keteguhannya melakukan shalat dan tidak pernah lagi terbendung tekad bulatnya untuk selalu shalat berjamaah di masjid.

Hingga suatu pagi di hari Jum`at, sang ibu tampak sangat gelisah. Sudah setengah jam lebih dari shalat shubuh selesai ditunaikan, sang buah hati belum juga beranjak dari kamarnya. Sambil agak terburu-buru ia bergegas menuju kamar sang buah hati, taku dan cemas membayangi hatinya.

Hampir saja sang ibu memasuki pintu kamar buah hatinya yang terbuka saat terdengar lamat-lamat kata bercampur isak tangis. Sang buah hati terlaut dalam khusyuknya doa, “Ya Rabb, berilah petunjuk kepada ibuku, berilah petunjuk kepada ayahku ! sadarkanlah keduanya agar mau menunaikan shalat dan taat kepada-Mu sehingga keduanya tidak masuk neraka.”

Sang ibu tak kuasa membendung deraian air matanya saat mendengar doa sang buah hati. Air matanya terus membasahi kedua pipi, membasuh hati dan melapangkan dadanya. Ia bergegas menuju kamarnya untuk membangunkan suaminya dan mengajaknya mendengarkan doa buah hatinya.

Keduanya mendapati buah hatinya meneruskan untaian doanya, “Ya Rabb, Engkau telah berjanji akan memperkenankan doa kami. Aku mohon kepada-Mu wahai Rabb, perkenankan doaku, dan berilah hidayah kepada ayah dan ibuku. Aku cinta pada mereka, dan mereka pun cinta kepadaku.”

Sang ibu tak kuasa lagi menahan diri. Ia memeluk buah hatinya. Ia bekap buah hatinya erat-erat dalam dadanya. Sang ayah pun tak kuasa menahan haru. Ia dekap anak dan istrinya seraya berucap kepada buah hatinya, “Anakku sayang, Allah telah memperkenankan doamu.”

Sejak itu, keduanya senantiasa melaksanakan shalat lima waktu dan teguh menunaikan perintah-perintah Allah. Keduanya mendapat hidayah melalui perantara buah hatinya. Subhanallah....


Ya Allah ...



Aku ingin menjadi wanita yang sentiasa melabuhkan cinta ku kepada Mu, Ya ALLAH...

Aku akan selalu mengamalkan sunnah-sunnah Rasulullah...

Aku akan jadikan isteri Rasulullah sebagai contoh untuk menjadi muslimah sejati...Aku ingin menjadi kuat seperti sahabat-sahabat baginda...


Aku ingin menjadi anak yang patuh kepada kedua ibu bapak ku..

Aku ingin menjadi seorang istri yang solehah kepada bakal suami ku..

Aku ingin menjadi seorang ibu yang mithali kepada bakal anak-anakku..

Aku ingin menjadi wanita wadiah yaitu wanita yang indah tanpa perhiasan.

Aku ingin menjadi wanita yang cantik dengan akhlak dan kaya dengan santun

Aku ingin menjadi wanita cantik tapi bukan kerana perhiasan,tetapi pada 2 rakaat di penghujung malam,..



Aku ingin menjadi wanita yang kehausan di sebabkan puasa kerana ALLAH.

Aku ingin menjadi seperti sekuntum mawar yang di penuhi duri,

yang bisa melindungi dirinya dari musuh-musuh..

Aku ingin mempunyai akhlak yang cantik dan indah melebihi kebun yang di penuhi bunga..

Aku ingin menjadi seseorang yang sentiasa berusaha menegakkan agama ISLAM..Aku HANYA ingin menjadi MUSLIMAH yang SOLEHAH, hidup dan mati ku hanya untuk Mu Ya ALLAH....

Aamiin..Aamiin..Aamiin.. YA RABBAL'ALAMIN...


Monday, December 5, 2011

muslimah sejati



Muslimah Sejati itu…

Calon bidadari surga Allah

Kecantikannya…lebih CANTIK dari MATAHARI…

Akhlaknya…lebih HARUM dari MINYAK WANGI…

Cintanya…lebih SEGAR dari RINTIK HUJAN…

Maka…,jagalah ia dengan KEIMANAN dan KETAQWAAN…


Muslimah sejati…

bukan dilihat dari bentuk tubuhnya yang mempesona,tetapi dilihat dari sejauh mana ia menutupi bentuk tubuhnya.


Muslimah sejati…

bukan dilihat dari begitu banyaknya kebaikan yang ia berikan,tetapi dari keikhlasan ia memberikan kebaikan itu.



Muslimah sejati…

tidak dilihat dari seberapa indah lantunan suaranya,tetapi dilihat dari apa yang sering dibicarakan mulutnya.



Muslimah sejati…

bukan dilihat dari keahliannya berbahasa,tetapi dilihat dari bagaimana caranya berbicara.



Muslimah sejati…

bukan dilihat dari keberaniannya dalam berpakaian,tetapi dilihat dari sejauh mana ia berani mempertahankan kehormatannya.



Muslimah sejati…

bukan dilihat dari kekhawatirannya digoda orang dijalan,tetapi dilihat dari kekhawatiran dirinyalah yang menyebabkan orang lain tergoda.



Muslimah sejati…

bukanlah dilihat dari seberapa banyak dan besarnya ujian yang ia jalani,tetapi dilihat dari sejauh mana ia menghadapi ujian itu dengan penuh rasa syukur.